
fathiyah azizah
#Bookstagram
2025:📚 -/100
Reviewer
Mom of 6 (Homeschooling)
Recent Posts

Terkhusus @rifqibarqibar , terima kasih banyaaaakkkkk atas hadiah sepaket buku apik ini 🙏🥹 #pramoedyaanantatoer #seri100tahunpram #susilotoer #soesilotoer #seri100tahunpramoedyaanantatoer #pramdalamkelambu #pramdalambubu #pramdalamtungku #pramdalambelenggu #pramdaridalam #pramdanseks

Ruang Baca Hidden Gem dekat Pasar Besar Malang dan galery art @omah_wiromargo Buka Senin-Sabtu 09.00-17.00 JI. Wiro Margo No. 40E, Sukoharjo, Kec. Klojen, Kota Malang, Jawa Timur (masuk dari samping eks. Museum Bentoel). (Masuk gang Drops Desserts) Kamu bisa baca sepuasnya di sana, gratis hanya untuk dibaca di tempat ya Tersedia ruang untuk berkomunitas #ruangbacamalang #perpusmalang #rumahbukumalang

Tera dan Byan adalah saudara kembar yang sangat langka: kembar pengantin sekaligus kembar cermin. Keluarga besarnya mempercayai bahwa jika keduanya tak dinikahkan satu sama lain, akan menarik petaka. Tak sanggup melihat kegilaan sebab mitos yang mengakar kuat tersebut, orang tua mereka memutuskan untuk “membuang” mereka terpisah. Demi mematahkan mitos juga melindungi si kembar, orang tua mereka terpaksa melakukan hal ekstrim tersebut. Beberapa puluh tahun kemudian, dengan logika fisika kuantum dan berbekal surat yang ditinggalkan orang tuanya, keduanya berusaha untuk saling menemukan. Disamping itu, ada seseorang yang memiliki niat jahat untuk memanfaatkan keistimewaan si kembar. Penulis membungkus tema psikologi dan spiritual dengan alur misteri lengkap dengan plot twistnya. Melalui dialog ringan dan sesekali humor, buku ini jadi lebih terasa mengalir dan cukup menghibur. Tak perlu khawatir dengan tema fenomena quantum entanglementnya, penjelasan dan analogi di buku ini tak muluk-muluk. Dengan kedekatan sang penulis pada beberapa teman yang berlatar spiritual, diantaranya Erbe Sentanu (penulis Quantum Ikhlas), Wisnu Prayudha (self-love awareness practitioner) dan Rani Badri Kalianda (pendiri Soul of speaking) buku ini jadi lebih kaya akan dialog filosofis mengenai olah jiwa. Bisalah dikata buku self-help menyaru novel fiksi. Karena kembar cermin, ternyata nasib kedua anak kembar ini berkebalikan, yang satu selalu diiringi keberuntungan, satunya lagi menarik kesialan, menariknya, jika dikaitkan dengan hukum tarik menarik, harusnya hal-hal buruk tak akan terjadi pada seseorang tersebut jika selalu menyebut kata-kata baik? Nah ternyata bukan begitu cara memandang hukum tarik menarik. Di buku ini bakal dibahas esensi dari hukum tarik menarik. Aku cukup suka di bagian petualangan salah satu dari si kembar ini, ada aura spiritual ala meditasi-yoga yang cukup kuat, jadi teringat kesan saat baca supernova dee lestari. #duasejiwa #hyu

Menyambung pembahasan buku sebelumnya (cek feed), saya sempat menyebut tentang keyakinan akan hidup setelah kematian. Eksistensialisme sering berhadapan dengan absurditas dan nihilisme, sedangkan Daqā’iqul Akhbār memberikan jawaban teologis bahwa hidup memiliki tujuan yang jelas, yaitu beribadah kepada Allah dan mempersiapkan diri untuk kehidupan panjang setelah kematian atau kematian itu sendiri. Eksistensialisme sering mengakui adanya kebutuhan manusia untuk melampaui dirinya sendiri (transcendence). Kitab ini memberikan narasi yang mengarahkan manusia menuju pengalaman transenden dalam bingkai keimanan kepada Allah. #KitabDaqaiqulAkhbar adalah sebuah karya klasik dalam literatur Islam yang sering dikaitkan dengan tema-tema akhirat, kematian, dan hari pembalasan. Buku ini berisi penjelasan rinci tentang awal mula penciptaan, segala fase yang terjadi pada ruh, tanda-tanda akhir zaman, hal-hal gaib, seperti kehidupan setelah mati, surga, neraka, dan kejadian-kejadian di alam kubur. kitab ini membawa narasi yang menyentuh sisi emosional dan memperkuat kesadaran akan akhirat. Dalam era materialisme dan sekularisme, buku ini bisa menjadi pengingat akan dimensi spiritual yang sering terabaikan. Dengan menggambarkan konsekuensi dari perbuatan manusia, buku ini dapat menjadi sarana untuk memperkuat etika dan moral manusia. Dari segala gambaran di buku ini, ada yang mestinya dimiliki setiap mukmin: Takut (khouf) Rasa takut kepada Allah, khususnya takut akan murka-Nya, menjadi motivasi untuk menjauhi dosa dan maksiat. Takut ini bukan berarti ketakutan yang melumpuhkan, melainkan rasa hormat dan kesadaran akan keagungan-Nya. Harap (Raja’) Harapan kepada rahmat, ampunan, dan janji-janji kebaikan dari Allah, terutama di akhirat. Harapan ini memberi semangat untuk terus beramal saleh meskipun ada kesulitan dalam hidup. Cinta (Mahabbah) Cinta kepada Allah yang menjadi dasar semua amal. Cinta ini diwujudkan melalui ketaatan, rasa syukur atas nikmat-Nya, dan kerinduan untuk dekat kepada-Nya di dunia maupun akhirat. #alimamabdurrahimbinahmadalqadhi

Ketika menyebut eksistensialisme, Sartre dan Camus selalu muncul di benakku. Melihat cover buku ini, kukira bakal bahas Sartre, ya memang bahas sih, cuman ada beberapa esai yang justru mengkritisi pemahaman Sartre, dan polemik eksistensi di luar lingkaran eksistensialisme sartrean. Asyiknya, di beberapa esai ada bahas lagu coldplay, “Pahlawan di waktu senggang” siapa lagi kalau bukan Saitama- One Punch Man, Truman Show, 2 puisi Chairil Anwar yang seolah bertolak belakang, dan perkara Intoksikasi dari refleksi Nietzsche. Untukku yang memilih sebagai muslim, perkara eksistensi bukan lagi tanya karena kuyakin ada hidup setelah mati, tentu ada konsekuensi yang mengikuti, namun setelah membaca beberapa karya sastra bertema eksistensialisme, jadi memperluas sudut pandangku mengenai pemaknaan hidup. Perihal Ada, masih menjadi salah satu tema sentral dan perdebatan yang terus berlangsung dalam filsafat hingga hari ini. Mungkin tidak akan pernah memiliki jawaban final, tetapi inilah yang membuatnya terus relevan hingga hari ini. Pembicaraan ini yang justru membuat hidup makin hidup. Pembaca diajak menelusuri pemikiran Badiou, Karl Jasper, Emmanuel Levinas, Nietzsche, dan refleksi dari beberapa penulis esai akan pengalaman hidupnya. Menurut Badiou, manusia menghadapi peperangan tiada henti. Peperangan ini dapat berupa perang atas ketidaktahuan, perang atas disinformasi, perang atas ketidakadilan dan sebagainya. Jasper mengajak kita untuk merenungkan eksistensi, sebagai Dasein, yang selalu berada dalam ‘situasi batas’ tertentu. Bagi Levinas, Liyan bukanlah muara dari keterasingan, tetapi ia adalah yang mempertegas eksistensiku. Untuk mengantarkan kita pada proses menjadi (becoming), Nietzsche mengajak untuk mengoreksi kembali setiap nilai yang dianggap telah purna sebagai hukum moral yang prinsipil. Melalui kumpulan esai di buku ini, pembaca diajak untuk merefleksikan atas Ada, kebebasan dan eksistensi diri. Pemaknaan membentuk persepsi, persepsi membentuk realitas, realitas mempengaruhi respon dan arah hidup. Melihat sisifus-Camus, Neraka-Sartre,menandakan bahwa setiap metafora memiliki semesta pemaknaan unik #bungarampaieksistensi #lingkarstudifilsafatdiscourse

Nyalakan satu korek api, sebutkan permintaanmu, lalu tiup, permintaanmu akan terkabulkan. Tapi, ada ganjaran untuk setiap pinta, mau mencoba? Cerita bermula dari pindahnya anak-anak panti asuhan ke sebuah rumah lama yang kabarnya pernah ada kebakaran di rumah tersebut dengan meninggalkan 2 korban jiwa, suami istri. Anehnya, kebakaran hanya di sekitar ranjang. Anak pemilik rumah isunya pindah ke luar negeri. Di suatu malam, tanpa sengaja, salah satu anak di kamar lantai 2 menemukan pintu dibalik wallpaper yang sobek. Pintu itu adalah sebuah bilik yang dindingnya dipenuhi kotak korek api dengan beragam gambar, produksi dari dalam dan luar negeri, yang fantastis lagi, ada miniatur kota dari korek tanpa lem. Sejak penemuan itu, satu per satu anak mengalami kecelakaan yang berakhir dengan tidur panjang. Ruwi Meita memadukan atmosfer supranatural dan psychological mystery di dalam buku ini dengan latar panti asuhan katolik. Misterinya dibangun perlahan sembari pengungkapan fakta demi fakta. Dari 2 pov, pembaca diajak melihat 2 realitas yang berbeda. Melalui pov Sunday, pembaca diajak menengok konflik psikologis dalam batin seorang anak yatim piatu dalam memberi nilai akan dirinya sendiri. Melalui pov Emola, dengan dialek ambon, pembaca melihat segala hal supranatural yang cukup mencekam dan dampak dari represi psikologis pada seorang anak yang terlahir memiliki “kelebihan”. Dari Novel ini aku menangkap adanya usaha untuk menghadapi hantu, hantu berupa masa lalu, masa lalu yang memberi trauma berkepanjangan, yang menjadi limiting belief seseorang. Tak sedikit yang menyebut bahwa akar dari banyak masalah psikologi adalah konflik dalam keluarga. Novel ini seolah menampilkan dampak dari dinamika keluarga terhadap kesehatan mental seseorang. Melalui Sunday, pembaca akan mengeksplorasi bentuk cinta yang menyembuhkan. Melalui Emola, pembaca diajak menyadari kekuatan tersembunyi untuk melawan kerapuhan. Satu lagi tokoh yang membuat cerita jadi sedikit ada nuansa manisnya, yaitu Nugi. Menurutku, Ruwi Meita berhasil menciptakan cerita misteri yang menegangkan sekaligus menggali sisi emosional dan psikologis dari para tokoh. #misteribilikkorekapi #ruwimeita

“Tidak ada jalan lain” kalimat yang terus menerus digaungkan si Bibi pada William Figueras demi melumrahkan putusan sang Bibi yang menempatkannya di sebuah panti sosial swasta. Panti di Miami ini milik tuan Corbelo. William ini orang yang cukup cerdas, usia 15 tahun sudah menamatkan karya Proust, Hesse, Joyce, Millier dan Mann. Ia menjadi gila sejak karya tulisnya ditolak pengawas sastra karena bernada murung, cabul, juga mencemari nama baik partai Komunis. Demi penyembuhan, ia meninggalkan Kuba menuju Miami, tempat dimana banyak orang Kuba yang mengungsi dari rezim komunis. Sayangnya, ia malah dijebloskan ke dalam sistem sosial yang makin menghilangkan kemanusiaan. Alih-alih menjadi tempat perawatan, panti sosial menjadi tempat yang memperdalam trauma dan penderitaan para penghuninya. Pengelola panti ini mengambil keuntungan dari ketidakberdayaan para penghuninya. Lingkaran eksploitasi pada yang lemah pun terjadi, mulai dari pemilik panti sampai penghuni panti sendiri, bahkan negara pun ikut ambil peran. “Semua orang adalah bagian dari permainan mafia!” (45) Sistem setan berjalan abadi, sedikit yang melawan bakal habis juga diterjang dominasi manusia yang lebih buruk dari binatang. Di cerita ini, jika ada yang protes cukup dijawab “mati saja” oleh Caridad si tukang masak, atau “pergi saja” oleh Corbelo. Bahkan, yang pada awalnya ideologi komunis diklaim memberi harapan hidup lebih baik, orang-orang yang memperjuangkannya mengkhianati ideologi itu sendiri. Keunikan dari William sang tokoh utama ini, kemana-mana selalu membawa buku puisi, mimpinya absurd (ada 7 mimpi), moralitasnya paradoks. Dari tokoh ini, Rosales menampilkan: pengkhianatan revolusi yang telah diperjuangkan; konflik di Kuba; relasi kuasa yang memakan paling lemah dengan keji; peluapan amarah dan kebencian yang mendegradasi kemanusiaan. Buku ini cerminan dari Rosales sendiri yang pada akhirnya memilih untuk mengakhiri hidupnya setelah bergulat dengan gangguan mental dan berjuang hidup sebagai pengungsi di Miami persis dengan penulis favoritnya, Hemingway. “Tidak ada jalan lain” kalimat keputusasaan ini berkali-kali muncul di buku ini. Pedih 😭 #penampunganorangorangterbuang

#FazaWrapUp2024 #decemberwrapup & #Recap2024 141 FILSAFAT BAGI SIAPA PUN - Lsf Discourrse 142 Semua yang Bersifat Sementara Hanya Metafora - #IbeSPalogai 143 Do it Today - #DariusForoux 144 Cerobong Tua Terus Mendera - #RaudalTanjungBanua 145 BTS ODYSSEY 7 anak muda yang menuntunku menemukan diriku kembali - #KimSongyeon 146 EPICTETUS THE GOLDEN SAYINGS 147 Black Beauty - #ANNASEWELL 148 Misteri Pulau Betuah - #TutiSitanggang 149 Black Beauty - abridged Classic 150 Toko Buku Abadi - #YudhiHerwibowo 151 The Tokyo Zodiac Murders - #SojiShimada 152 Toko Buku Kucing Hitam - #PIERGIORGIOPuLIXI 153 Beyond Dreams - #RosydaAmalia 154 Pan’s Labyrinth - Guillermo Del Toro & Cornelia Funke 155 How to Be Free EPICTETOS - A.A Lang 156 Murder in the Crooked House - Soji Shimada 157 Book’s Kitchen - #KimJeeHye 158 Mati Bahagia - Albert Camus (ipusnas) 159 Pengin Hijrah - Hengki Kumayandi 160 Mengenal Emosi - Seri Balita Cerdas

Tak ada rencana yang matang, tiba-tiba Yu Jin beli tanah, segalanya berjalan cepat, tahu-tahu berdirilah book stay dan book cafe. Yu jin bersama Si-woo sepupunya, dan Hyeong-jun penduduk asli daerah tersebut, mengelola Soyang-ri Book’s Kitchen dengan harapan, tempat tersebut menjadi pemantik ketenangan jiwa bagi para tamu melalui buku-buku yang direkomendasikan seperti orang yang selesai menyantap makanan enak. #BooksKitchen ini menguarkan vibe slow living, makin diperkuat dengan latar tempat di kaki gunung, dengan pemandang danau indah, semilir angin, bau bunga plum, bau kopi, bau buku, dan sinar matahari yang menghangatkan plus alunan musik jazz. Latarnya makin menegaskan suasana yang kontemplatif dan mendalam, membuat cerita bergerak dengan ritme yang lembut. Cocok bagi pembaca yang menyukai narasi reflektif dan atmosfer yang menenangkan. Pembaca seolah diajak melambatkan waktu, diberi ruang untuk merenung di setiap kisah berbeda. Ditutup dengan latar waktu akhir tahun bersalju. Beberapa kisah di buku ini: Selebritis yang mengalami anxiety dan kehilangan diri sendiri; Pegawai yang merasa tak mencapai apapun dan kekhawatiran memasuki kepala 3; Seorang kutu buku yang menjadi pengacara yang akhirnya tersadar tak tahu apa yang diinginkan; seseorang yang hidup dalam kebohongan-kebohongan; seseorang yang hidupnya selalu lancar hingga ditampar realita yang menjatuhkan; dan kisah para pengelola book’s kitchen terkait arah hidup. Bicara tentang hidup, sering kali diluar rencana, tanpa sadar kita terbawa arus terus bekerja keras demi bertahan hidup atau berambisi menjadi terdepan demi diakui orang lain, hingga akhirnya merasa hampa kehilangan diri sendiri, nahh buku ini mengajak pembaca untuk berhenti sejenak, menyapa perasaan-perasaan yang selama ini disingkirkan. Pembaca diajak untuk mempertanyakan kembali apa tujuan hidup dan mencari tahu apa yang selama ini disembunyikan sehingga terus menjadi duri dalam daging. Beberapa penulis dan buku yang dimention di buku ini: Pachinko, Haruki Murakami, The Wizard of Oz, To Kill a Mockingbird, Anne of Green Gables, The Little Prince, Where the Crawdads Sing, dll Buku adalah obat, ini pesan yang kutangkap dari #Kimjeehye

Siapa mengira, sekelompok undangan yang seharusnya menikmati malam natal dengan pemandangan indah bersalju, di Hokkaido, jadi terseret kasus pembunuhan. Pembunuhan terjadi di dalam sebuah rumah mansion unik nan ganjil. Rumah mansion ini dirancang dengan banyak keanehan oleh Kozaburo Hamamoto, jutawan eksentrik, seperti lantai yang miring, tangga berbelok tajam, banyak ruang dengan pintu dan tangga yang merepotkan, masuk ke sana seperti berada di labirin. Yang bikin merinding lagi, ada ruang luas tempat koleksi boneka-boneka otomat aneh dan topeng mengerikan. Sang korban ditemukan terbunuh dalam kamar tertutup. Anehnya, posisi mayat seperti orang menari, dengan satu tangan terikat kabel di ranjang dan ditemukan boneka golem yang terpisah anggota badannya, di luar rumah, tak ada jejak kaki di luar rumah, mengingat banyak salju. Kesulitannya, setelah wawancara setiap penghuni Mansion tersebut, tak satupun memiliki kedekatan dengan sang korban, tak ditemukan motif. Belum tuntas menemukan pelaku, selang beberapa jam terjadi lagi pembunuhan, sama-sama di ruang terkunci. Detektif dan polisi yang menangani kasus itu merasa gagal karena pembunuhan lain terjadi di dekatnya. Memang kasus ini sangat rumit bagi mereka, tak ada motif, tak ada jejak. Ada yang sempat mengira pembunuhnya dari luar bersembunyi di ruang-ruang aneh atau bahkan atap, namun penelusuran tak membuktikannya. Maka dipanggillah Kiyoshi Mitarai. Berbeda dari buku sebelumnya, Kiyoshi Mitarai baru muncul di bagian akhir dan lumayan bikin sport jantung. Untukku yang udah suka Mitarai sejak awal baca, kehadirannya cukup menghibur walau sebentar. Kali ini, Soji Shimada memotret tingkah laku sekelompok orang kelas atas, ada sisipan komentar tentang perbedaan kelas sosial, dan “pesan”akan dampak dari memoles diri sedemikian rupa untuk menjaga penilaian orang lain bisa membuat seseorang membunuh diri sejatinya. Benda-benda di buku ini seperti topeng tengu, bunga krisan, dan golem, menarik untuk dikulik lebih dalam maknanya. #sojishimada #murderinthecrookedhouse

#howtobefree yang diterjemahkan #AALang , berisi pemikiran Epiktetos yang ditulis oleh Arrianus. Di bagian kata pengantar, dibahas mengenai latar sejarah #Epiktetos, ringkasan ajaran Epiktetos, dan proses penerjemahan. Di bagian akhir ada Glosarium dari kata-kata yang sekiranya multitafsir. Bentuk buku ini hardcover dengan ukuran kecil, ringan, mudah dibawa kemana-mana, cocok sebagai pemandu merefleksikan hidup. A.A Lang menyebut salah satu kunci Epiktetos adalah alam (phusis, bahasa Yunani). Istilah ini mencakup 3 ranah yang saling berhubungan: Kodrat fisik, Kodrat manusia, dan Nilai-nilai. Kodrat fisik ini mungkin semacam sunnatullah atau hukum alam, yang mesti terjadi, ada sebab-akibat. Kodrat manusia ini segala potensi pada setiap manusia. Pada Nilai-nilai ini, penerjemah menambah diagram baik-buruk-netral. Aku menangkap adanya kesamaan falsafah stoik dengan menerima rukun iman ke-5, takdir baik-buruk. Walaupun seolah objek penilaian berpatok pada diri sendiri, yakni manfaat tidaknya untuk diri, tapi, ketika tak selaras dengan ketentuan Tuhan, akan menimbulkan kerusakan. Apapun yang tak selaras dengan kodrat akan menuju kehancuran, derita berkepanjangan. Itulah mengapa pada Encheiridion 31, Epiktetos yakin pada keilahian, semua pengaturan Tuhan itu baik dan adil. Ajaran lainnya, tentang pengendalian diri, sebelum kendali jelas memerlukan kesadaran, sebab itulah di beberapa pernyataan di buku ini, Epiktetos selalu menegaskan untuk memberi jeda, merefleksikan apapun, menimbang baik-buruknya sesuatu sebelum memutuskan. Dengan kondisi sadar, seseorang ini jadi memiliki kemampuan untuk menilai suatu peristiwa, menyakitkan atau tidaknya peristiwa bukan karena peristiwa itu sendiri, tetapi bagaimana memaknainya. Sungguh luar biasa sekali yang bisa mempraktikkan ini, hidup bisa santuy tentram. Apakah hal ini membuat peminat stoa pasif? Ohh tentu tidak. Epiktetos justru meminta muridnya untuk menilik potensi pada diri dan fokus mengusahakannya dengan cara yang terbaik dan harus selaras dengan kodrat. Epiktetos bolehlah dianggap teladan bagaimana seseorang bisa mengatasi keterbatasan hidup dan mencapai kebebasan sejati melalui kekuatan pikiran dan kebajikan.

Ada yang pernah nonton film Pan’s Labyrinth? Film spanyol yang disutradarai oleh Guillermo del Toro ini rilis di tahun 2006. 13 tahun kemudian, tepatnya pada tahun 2019, kisah #panslabyrinth hadir dalam bentuk karya fiksi. #Guillermo menggandeng pengarang fantasi kesayangan, yakni #CorneliaFunke. Senang sekali @bhuanasastra tahun 2023 menerjemahkannya. Sensasi membaca dengan menonton jelas beda, eksplorasi kegelapan dan derita setiap tokohnya jadi lebih nyata. Novel ini menggabungkan elemen dongeng kelam dengan realitas keras masa perang, berlatar di Spanyol pada tahun 1944 selama rezim fasis Jenderal Franco. Di buku ini pembaca akan tahu asal usul dari makhluk-makhluk yang muncul di film, dan kisah dari alat-alat yang dipakai tokoh, mulai dari kunci emas besar, buku dongeng bersampul kulit, pisau Mercedes, sampai alat cukurnya Vidal. Cerita bermula dari kepindahan Ofelia dan ibunya ke pedesaan Spanyol atas pinta ayah tirinya, Kapten Vidal. Sang Ayah yang psikopat dan NPD ini ingin anak laki-lakinya lahir di dekat sang ayah. Vidal memiliki obsesi untuk menghabisi pemberontak di hutan, kekejamannya dalam menyiksa sungguh rajanya iblis. Vidal juga memiliki obsesi lain, memiliki anak laki-laki agar dirinya tetap hidup abadi melalui keturunannya. Apakah inginnya terwujud? Vidal berlaku seperti itu karena didikan Ayahnya, walaupun sang ayah mati, suaranya terus menggema di benaknya. Yang kusuka, jelas elemen dongeng dan cara Cornelia Funke bercerita, udah ngefans beliau sejak baca seri inkheart. Beliau mampu memadukan fantasi gelap dan realisme magis, dengan makna yang dalam di setiap lekuk cerita. Pembaca ikut merasakan dampak dari perang antara pemerintahan diktator-fasis terhadap sekelompok orang yang dituduh memberontak. Bagai pendulum, bergerak bolak-balik perasaan putus asa ke dan dari optimis menang. Jika masing-masing kelompok merasa di posisi paling benar (pemerintah-pemberontak) cek siapa yang paling banyak jadi korbannya, ini sebuah usaha untuk melawan propaganda yang dihembuskan pada rakyat terus menerus. Jika ingin tahu lebih jauh latar sejarah di novel ini bisa cek Perang Saudara Spanyol (1936–1939) Republikan-Nasionalis, awal sebelum rezim Franco.
Similar Influencers

𝓮𝔂es wide 𝓸𝓹en, 𝓮𝔂𝓸𝓹 🇰🇷

Soo & Carrots: Leading Korean Education

Coreano En Linea

Jeongu Ssaem

Faye | Bookstagram

NamasteHallyu KDRAMA KPOP India

K-lovers

ジャスミン バグニ/jasmine_ basket

Goeun Kim

Jae

Korean with Ina

Seoul


KPOP NEWS (케이팝 뉴스)

이시영_Lee Si Young (actress)🇰🇷

모모 (MOMO)

Hoyeon

혜린 Diana

Ravneet🌻

Seoul Walker

EpicKorㅣㅤㅤㅤㅤNO.1 Korean Dispatch Channel

Caitlyn | Bookstagram ⚔️📚💧

Tourconcoreanocaballero

HUH YUNJIN

Aprende coreano

Asia Oriental ⛩️

Ula, books etc.

Korean Study Cafe 🇰🇷🗣📚

Noura Khalid ✨ نورا خالد
